Kemacetan parah terjadi di jalan nasional yang berada di Tembesi, Batanghari, Jambi, sebagai imbas padatnya truk angkutan batu bara. Tidak tanggung-tanggung, kemacetan lalu lintas itu berlangsung selama lebih dari 22 jam.
Jalan nasional ini dipadati kendaraan sepanjang 15 kilometer sejak pukul 10.00 WIB, Selasa (28/2). Polres Batanghari telah mengerahkan personel untuk mengurai kemacetan lalu lintas tersebut.
Hidayat (28) menjadi salah warga Kota Jambi yang terjebak dalam fenomena lalu lintas ini. Setelah terjebak macet selama berkisar 22 jam, barulah ia bisa memasuki Kota Jambi.
“Kemacetan terjadi dengan empat jalur. Selain truk batu bara, banyak juga mobil pribadi, mobil yang bawa ikan. Bukan tidak bisa lewat lagi, tetunak di situlah,” ujarnya, kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/3).
Imbas kemacetan ini, terdapat pasien yang meninggal dunia di dalam ambulans. “Ada ambulans yang membawa pasien, meninggal di situ. Dia ini mau ke Jambi, tetapi tidak tahu mau ke rumah sakit mana,” kata Hidayat.
Tidak hanya itu, terdapat pedagang yang mengeluhkan ikan yang diangkutnya mati di tengah jalan. Pedagang ini tentu mengalami kerugian besar, karena harga ikan yang telah lama mati berbeda jauh dengan ikan yang masih segar.
“Ini bukan lagi macet. Tapi tidak bergerak,” kata Doni, pedagang ikan tersebut.
Setiawan, sopir truk angkutan perabot rumah tangga, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia sudah terjebak macet selama lebih dari 15 jam.
“Dari sore kemarin, kami ini sudah terjebak kemacetan. Kalau sudah begini ya bisanya cuma pasrah dan sabar,” ujarnya.
Ia mengaku sudah berkali-kali terjebak macet karena ada belasan ribu batu bara yang bergerak secara bersamaan pada malam hari di jalan nasional.
“Kami sopir ini punya jadwal ya, hari ini dan jam sekian misalnya kami harus sudah berangkat, kalau macet, tentu tidak ada lagi waktu istirahat di rumah,” ungkap Setiawan.
Kerugian terbesar bagi Setiawan ialah kehilangan waktu bersama keluarga. Ini diperparah dengan pendapatannya yang berkurang.
“Kalau uang jalan habis, mau tidak mau pakai uang sendiri. Artinya setoran bulanan untuk di rumah, ya berkurang,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Batanghari, AKBP Bambang Purwanto mengatakan pihaknya sudah mengerahkan personel untuk mengatasi kemacetan itu sejak tadi malam. Tidak hanya mengurai kemacetan, personel Polres Batanghari juga berjaga di mulut tambang, agar tidak ada truk angkutan batu bara yang keluar sebelum jam operasional.
Siang ini, ujar Bambang, kemacetan mulai terurai walau masih lalu lintas ini masih dipadati truk dan mobil pribadi.
“Penanganannya untuk sementara petugas masih mengurai. Kalau kemarin banyak kendala, kalau sekarang berkurang. Anggota sudah dikerahkan sejak tadi malam,” katanya, melalui sambungan telepon.
Salah satu penyebab kemacetan lalu lintas ini ialah padatnya truk angkutan bara di Jambi yang mencapai sekitar 8.300 hingga 11.500 unit. Truk ini melewati jalan nasional di Jambi, karena belum ada jalur khusus.
Tidak hanya padatnya truk angkutan batu bara, kemacetan ini juga kondisi sekitar jalan yang memburuk sebagai akibat hujan lebat. “Kemarin curah hujan yang tinggi. Terus truk ini tidak berani parkir di kantung parkir, takut terperosok,” kata Bambang.
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230301150652-20-919408/macet-horor-22-jam-di-jambi-pasien-sampai-meninggal-di-ambulans